Malam itu, di tengah hiruk pikuk Jakarta yang tak pernah benar-benar tidur, saya terdiam di depan layar laptop. Berita kemenangan Venezia atas Fiorentina terpampang jelas. Sebuah kemenangan yang, bagi sebagian orang, mungkin hanya secuil informasi dalam lautan berita olahraga. Namun, entah mengapa, kemenangan itu menyentuh sesuatu yang lebih dalam dalam diri saya. Venezia, sebuah tim yang berjuang mati-matian untuk bertahan di kasta tertinggi sepak bola Italia, berhasil keluar dari zona degradasi. Sebuah perjuangan yang mengingatkan saya pada perjuangan hidup itu sendiri.
Eh, pernah nggak sih kamu ngebayangin jadi pelatih timnas Brasil? Tim sepak bola yang legendaris, penuh bintang, dan punya sejarah panjang di dunia sepak bola. Pasti keren banget ya? Nah, bayangin lagi, kalau yang jadi pelatihnya itu Carlo Ancelotti, salah satu pelatih terbaik di dunia! Gila, kan?
Pernah nggak sih lo ngerasa hidup lo kayak muter di situ-situ aja? Bangun, kuliah/kerja, makan, scroll sosmed, tidur. Repeat. Kayak kaset rusak! Terus lo mikir, "Ini doang nih hidup gue? Gini-gini aja?" Tenang, bro, sis! Lo nggak sendirian. Semua anak muda pernah ngerasain fase ini. Tapi, kabar baiknya, hidup itu kayak game, bisa di-upgrade! Nggak ada kata terlambat buat jadi versi terbaik dari diri lo sendiri. Yuk, kita bedah gimana caranya!
Sepak bola adalah panggung drama yang tak pernah kehabisan cerita. Di setiap pertandingan, ada harapan, kekecewaan, dan momen-momen tak terduga yang mampu mengubah arah sebuah musim. Bagi Venezia FC, musim 2024/2025 adalah rollercoaster emosi yang penuh tantangan. Terancam degradasi, tim berjuluk I Leoni Alati (Sang Singa Bersayap) ini membutuhkan keajaiban untuk bertahan di Serie A, kasta tertinggi sepak bola Italia.
Malam itu, di bawah taburan bintang Jakarta yang sayangnya kalah gemerlap dengan lampu kota, saya tertegun. Bukan karena hiruk pikuk jalanan yang tak pernah tidur, bukan pula karena aroma nasi goreng tek-tek yang menggoda. Melainkan karena sebuah berita singkat: Atalanta mengamankan tiket Liga Champions.
Gue yakin, lo semua yang ngikutin sepak bola Italia pasti lagi deg-degan juga kayak gue. Bayangin deh, udah dukung Venezia mati-matian, eh, mereka masih harus berjuang buat nggak kelempar ke Serie B! Rasanya tuh kayak lagi nunggu gebetan balas chat, antara harapan dan kecemasan nyampur jadi satu.
"Debu beterbangan di tribun, sorak sorai berubah menjadi gumaman kecewa. Aroma keringat dan air mata bercampur jadi satu. Di lapangan, para pemain PSIS Semarang tertunduk lesu. Mimpi yang dirajut sepanjang musim, kini hancur berkeping-keping."
Pernah gak sih ngerasa kayak lagi lari maraton tapi gak ada garis finishnya? Tugas numpuk, deadline ngejar, gebetan gak peka, eh dompet juga ikut-ikutan nipis. Rasanya pengen nyerah aja, rebahan sambil dengerin lagu sendu. Tapi, wait! Sebelum beneran nyerah, coba deh tarik napas dalam-dalam. Kita semua pernah kok di posisi ini. Bedanya, gimana caranya kita bangkit lagi dan ngeraih apa yang kita mau. Ingat, kita anak muda! Darah kita isinya semangat membara, bukan air mata! Yuk, kita obrolin gimana caranya biar api semangat ini gak padam.
Malam itu, hujan turun dengan derasnya di Jakarta. Suara gemericik air yang menghantam jendela kaca membawaku kembali ke sebuah malam kelabu beberapa tahun silam. Malam di mana mimpi sebuah kota, sebuah tim, seakan runtuh bersamaan dengan derasnya hujan. PSIS Semarang, tim kebanggaan kota Lumpia, harus rela turun kasta dari Liga 1. Degradasi. Kata yang begitu pahit untuk diucapkan, apalagi dirasakan.
Amsterdam, Belanda - Aroma kekalahan masih menyengat di Amsterdam Arena. Bukan hanya kekalahan biasa, namun sebuah kekalahan telak 0-3 dari NEC Nijmegen, tim yang sebelumnya berjuang menghindari jurang degradasi. Sorak sorai pendukung NEC menggema di tengah keheningan para pendukung tuan rumah, sebuah pemandangan yang kontras dan menggambarkan realita pahit yang tengah dihadapi Ajax Amsterdam. Di balik kemenangan sensasional itu, berdiri sosok Calvin Verdonk, pemain belakang NEC yang menjadi salah satu pilar penting dalam mengamankan posisi timnya di Eredivisie musim depan.