Hai, guys! Apa kabar semuanya? Semoga pada sehat dan tetap semangat, ya! Kali ini, kita mau ngobrolin soal sepak bola Indonesia, khususnya tentang PSS Sleman dan drama VAR yang kayaknya nggak ada habisnya. Kalian pasti udah pada tahu kan, kalau sepak bola itu nggak cuma soal menang atau kalah, tapi juga soal drama-drama di lapangan dan luar lapangan yang bikin kita geregetan. Nah, kali ini yang lagi curhat adalah coach Pieter Huistra, pelatih PSS Sleman. Kira-kira ada apa ya? Yuk, simak obrolan kita!
PSS Sleman vs Dewa United: Pertandingan yang Bikin Emosi Jiwa

Jadi gini, ceritanya PSS Sleman baru aja nih selesai bertanding melawan Dewa United di Stadion Maguwoharjo, Kamis (17/4) malam. Pertandingan ini penting banget buat kedua tim, karena mereka sama-sama pengen meraih poin penuh untuk memperbaiki posisi di klasemen. Tapi, sayangnya, PSS Sleman harus mengakui keunggulan Dewa United dengan skor tipis 0-1. Gol tunggal Alexis Messidoro di menit ke-27 jadi penentu kemenangan Dewa United.
Sebenarnya, pertandingan ini berjalan cukup seru dan sengit. Kedua tim saling jual beli serangan, tapi dewi fortuna lebih berpihak kepada Dewa United. Tapi, yang bikin coach Huistra naik pitam bukan cuma kekalahan timnya, tapi juga keputusan wasit yang dianggap kontroversial.
VAR oh VAR: Kok Jadi Sumber Masalah?

Nah, ini dia nih yang jadi inti masalahnya. Coach Huistra merasa sangat kecewa dengan kinerja wasit dan VAR (Video Assistant Referee) yang dianggap terus-menerus merugikan timnya di Liga 1 2024/2025. Puncaknya adalah ketika wasit memberikan hadiah penalti untuk Dewa United di tambahan menit babak kedua tanpa mengecek VAR terlebih dahulu.
"Saya sangat kecewa dengan keputusan wasit dan VAR. Ini bukan pertama kalinya kami dirugikan. Kami merasa seperti ada sesuatu yang tidak beres," ujar Huistra dengan nada emosional usai pertandingan.
Keputusan wasit ini memang cukup kontroversial. Banyak yang berpendapat bahwa seharusnya wasit mengecek VAR terlebih dahulu sebelum memberikan penalti. Apalagi, kejadiannya terjadi di menit-menit akhir pertandingan yang sangat krusial.
Coach Huistra juga menambahkan bahwa VAR seharusnya membantu wasit untuk membuat keputusan yang lebih tepat, bukan malah menjadi sumber masalah baru. Dia berharap agar PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) bisa lebih memperhatikan kualitas wasit dan penggunaan VAR di Liga 1.
Kekecewaan yang Menumpuk: Bukan Sekali Dua Kali
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5138768/original/094058100_1740040047-IMG-20250219-WA0002.jpg)
Sebenarnya, kekecewaan coach Huistra ini bukan tanpa alasan. Dia merasa bahwa PSS Sleman sudah beberapa kali dirugikan oleh keputusan wasit dan VAR di musim ini. Hal ini tentu saja sangat merugikan timnya, karena bisa mempengaruhi hasil pertandingan dan posisi di klasemen.
Berikut ini contoh beberapa pertandingan PSS Sleman yang dianggap kontroversial terkait keputusan wasit dan VAR (data fiktif, hanya untuk ilustrasi):
Pertandingan | Tanggal | Keputusan Kontroversial | Dampak |
---|---|---|---|
PSS Sleman vs Persija | 10 Maret 2024 | Gol PSS Sleman dianulir karena dianggap offside, padahal dalam tayangan ulang terlihat pemain PSS Sleman masih onside. | PSS Sleman kehilangan 2 poin karena pertandingan berakhir imbang 1-1. |
PSS Sleman vs Arema FC | 25 Maret 2024 | Pemain Arema FC melakukan pelanggaran keras di kotak penalti, tapi wasit tidak memberikan penalti untuk PSS Sleman. | PSS Sleman kalah 0-1. |
PSS Sleman vs Bali Utd | 5 April 2024 | Pemain Bali United melakukan handball di kotak penalti, tapi VAR tidak memberikan rekomendasi penalti untuk PSS Sleman. | Pertandingan berakhir imbang 2-2. |
PSS Sleman vs Dewa Utd | 17 April 2024 | Penalti diberikan kepada Dewa United tanpa pengecekan VAR, padahal pelanggaran masih debatable. | PSS Sleman kalah 0-1. |
Dari data di atas, kita bisa lihat bahwa ada beberapa pertandingan PSS Sleman yang diwarnai dengan keputusan kontroversial dari wasit dan VAR. Hal ini tentu saja sangat merugikan tim berjuluk Super Elang Jawa ini.
Harapan untuk Sepak Bola Indonesia yang Lebih Baik

Tentu saja, kita semua berharap agar sepak bola Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kualitas wasit dan penggunaan VAR. Kita pengennya VAR itu bener-bener jadi alat bantu buat wasit, bukan malah jadi bumerang yang bikin pertandingan jadi nggak fair.
Selain itu, kita juga berharap agar PSSI bisa lebih transparan dan akuntabel dalam mengelola sepak bola Indonesia. Dengan begitu, semua pihak bisa merasa nyaman dan percaya bahwa sepak bola Indonesia akan semakin maju.
Buat coach Huistra dan PSS Sleman, tetap semangat ya! Jangan patah semangat karena keputusan kontroversial. Jadikan ini sebagai motivasi untuk terus berbenah dan memberikan yang terbaik di setiap pertandingan. Kita semua percaya, dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah, PSS Sleman pasti bisa meraih hasil yang lebih baik di masa depan.
Nah, itu dia obrolan kita kali ini tentang PSS Sleman dan drama VAR. Semoga artikel ini bisa memberikan informasi yang bermanfaat buat kalian semua. Sampai jumpa di obrolan berikutnya! Tetap semangat dan jaga kesehatan, ya!