Asiiiik, weekend kemarin pada nonton final FA Cup nggak, nih? Gilaaa, pertandingan Crystal Palace lawan Manchester City bener-bener bikin jantung mau copot! Seru abis, dramatis, dan yang paling penting… penuh kontroversi! Buat yang ketinggalan atau pengen nginget-nginget lagi momen-momen krusialnya, sini gue ceritain semua detailnya. Dari gol-gol yang bikin merinding, sampe keputusan wasit yang bikin geleng-geleng kepala. Dijamin, lo bakal ngerasa kayak nonton langsung di Wembley!
Final FA Cup: Drama Henderson, Gol Eze, dan Kontroversi yang Membara!

Pertandingan final Piala FA 2024/2025 antara Crystal Palace dan Manchester City emang udah diprediksi bakal jadi tontonan yang menarik. Dua tim dengan gaya permainan yang berbeda saling beradu taktik dan kekuatan di lapangan hijau. Tapi, siapa sangka, pertandingan ini bakal diwarnai dengan momen-momen yang nggak terlupakan, terutama soal kontroversi yang melibatkan kiper Crystal Palace, Dean Henderson.
Awal yang Penuh Gairah:
Pertandingan dimulai dengan tempo yang tinggi. Kedua tim langsung tancap gas, saling menyerang dan menciptakan peluang. Manchester City, dengan barisan pemain bintangnya, mencoba mendominasi penguasaan bola dan menekan pertahanan Crystal Palace. Erling Haaland, striker andalan City, langsung menunjukkan ancamannya dengan tendangan voli akrobatik di menit ke-6. Tapi, di sinilah muncul pahlawan Crystal Palace, Dean Henderson.
Henderson dengan sigap terbang menepis bola hasil tendangan Haaland. Penyelamatan yang luar biasa! Tapi, tunggu dulu… replay menunjukkan sesuatu yang mengejutkan. Henderson terlihat menepis bola di luar kotak penalti! Para pemain Manchester City langsung melancarkan protes keras, menuntut kartu merah untuk Henderson. Tapi, wasit memutuskan untuk nggak memberikan hukuman apapun. Keputusan inilah yang kemudian memicu kontroversi besar.
Eze Bikin Wembley Bergemuruh:
Setelah lolos dari ancaman kebobolan, Crystal Palace justru berhasil mencuri keunggulan di menit ke-16. Eberechi Eze, pemain sayap lincah Palace, mencetak gol indah lewat tendangan voli yang nggak bisa dijangkau oleh kiper Manchester City. Gol ini berawal dari umpan silang akurat dari Daniel Munoz. Wembley bergemuruh! Para pendukung Crystal Palace bersorak kegirangan. Skor berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan Palace.
Gol Eze ini bukan cuma sekadar gol pembuka. Gol ini juga jadi bukti bahwa Crystal Palace punya kualitas untuk bersaing dengan tim-tim papan atas. Eze menunjukkan kelasnya sebagai salah satu pemain muda terbaik di Liga Inggris. Tendangannya yang keras dan akurat emang nggak memberi kesempatan buat kiper lawan.
Kontroversi Henderson: Harusnya Kartu Merah?

Inilah yang jadi perdebatan panas di kalangan pecinta sepak bola. Apakah Henderson seharusnya mendapatkan kartu merah karena menepis bola di luar kotak penalti? Jawabannya nggak sesederhana itu.
Aturan yang Berlaku:
Menurut aturan sepak bola, seorang pemain (termasuk kiper) harus diganjar kartu merah jika melakukan deliberate handball di luar kotak penalti yang menggagalkan peluang mencetak gol yang jelas (DOGSO - Denying an Obvious Goal-Scoring Opportunity). Nah, di sinilah letak perdebatan.
Argumen yang Pro-Kartu Merah:
- Peluang Mencetak Gol yang Jelas: Haaland berada dalam posisi yang sangat menguntungkan untuk mencetak gol. Dia sudah melewati bek Crystal Palace dan tinggal berhadapan dengan gawang yang kosong.
- Deliberate Handball: Henderson jelas-jelas dengan sengaja menepis bola dengan tangannya.
- Mencegah Gol: Tindakan Henderson jelas mencegah Haaland mencetak gol.
Argumen yang Kontra-Kartu Merah:
- Posisi Bek: Beberapa pihak berpendapat bahwa ada bek Crystal Palace yang masih berpotensi untuk menghalau bola sebelum Haaland mencetak gol. Jadi, peluang mencetak gol Haaland nggak sepenuhnya "jelas."
- Interpretasi Wasit: Pada akhirnya, keputusan ada di tangan wasit. Dia punya hak untuk menafsirkan situasi dan mengambil keputusan yang dianggap paling tepat.
Analisis Mendalam:
Kalau menurut gue pribadi, dengan segala hormat kepada wasit, keputusan untuk nggak memberikan kartu merah kepada Henderson itu agak kontroversial. Dari rekaman ulang, jelas terlihat bahwa Haaland punya peluang yang sangat besar untuk mencetak gol. Henderson juga jelas-jelas melakukan deliberate handball untuk mencegah gol tersebut.
Meskipun ada argumen bahwa ada bek Palace yang mungkin bisa menghalau bola, menurut gue argumen itu terlalu spekulatif. Peluang Haaland untuk mencetak gol udah sangat besar, dan tindakan Henderson jelas menggagalkan peluang itu.
Babak Kedua: Balas Dendam City dan Drama Sampai Akhir

Di babak kedua, Manchester City meningkatkan intensitas serangan mereka. Mereka nggak mau kalah begitu aja. Pep Guardiola, sang pelatih, melakukan beberapa perubahan taktik untuk meningkatkan daya gedor timnya.
Dominasi City Berbuah Hasil:
Usaha Manchester City akhirnya membuahkan hasil di menit ke-70. Melalui skema serangan yang rapi, Kevin De Bruyne berhasil mencetak gol penyeimbang. Tendangan kerasnya dari luar kotak penalti nggak mampu dihalau oleh Henderson. Skor berubah menjadi 1-1.
Gol De Bruyne ini membangkitkan semangat para pemain City. Mereka terus menekan pertahanan Crystal Palace dan menciptakan beberapa peluang berbahaya.
Gol Penentu dari… Siapa Lagi Kalau Bukan Haaland!
Dan akhirnya, di menit ke-85, Erling Haaland membayar kesalahannya di awal pertandingan. Dia berhasil mencetak gol penentu kemenangan untuk Manchester City. Haaland memanfaatkan umpan terobosan dari Phil Foden dan dengan tenang menceploskan bola ke gawang Crystal Palace. Skor berubah menjadi 2-1 untuk keunggulan City.
Gol Haaland ini menjadi bukti ketajamannya sebagai striker kelas dunia. Dia mampu bangkit setelah kegagalan di awal pertandingan dan menunjukkan mentalitas juara.
Drama di Menit-Menit Akhir:
Di menit-menit akhir pertandingan, Crystal Palace mencoba segala cara untuk menyamakan kedudukan. Mereka melancarkan serangan bertubi-tubi ke gawang City. Tapi, pertahanan City bermain sangat solid dan mampu menghalau semua serangan Palace.
Sampai peluit panjang berbunyi, skor tetap 2-1 untuk kemenangan Manchester City. City berhasil meraih gelar juara Piala FA 2024/2025.
Statistik Pertandingan:

Biar lebih afdol, nih gue kasih statistik pertandingan final FA Cup antara Crystal Palace dan Manchester City:
Statistik | Crystal Palace | Manchester City |
---|---|---|
Penguasaan Bola | 35% | 65% |
Tembakan | 8 | 18 |
Tembakan Tepat Sasaran | 3 | 7 |
Tendangan Sudut | 2 | 8 |
Pelanggaran | 12 | 8 |
Kartu Kuning | 2 | 1 |
Dari statistik di atas, keliatan banget kalau Manchester City lebih mendominasi pertandingan. Mereka unggul dalam penguasaan bola, jumlah tembakan, dan tendangan sudut. Tapi, Crystal Palace juga memberikan perlawanan yang sengit dan berhasil mencetak gol lebih dulu.
Kesimpulan:
Final Piala FA 2024/2025 antara Crystal Palace dan Manchester City emang jadi tontonan yang nggak terlupakan. Pertandingan ini menyajikan drama, gol-gol indah, dan kontroversi yang membara. Meskipun Crystal Palace bermain dengan sangat baik, Manchester City akhirnya berhasil keluar sebagai juara.
Kontroversi soal handball Henderson pasti masih akan terus diperdebatkan. Tapi, satu hal yang pasti, pertandingan ini menjadi bukti bahwa sepak bola itu penuh dengan kejutan dan nggak bisa diprediksi.
Gimana menurut lo? Apakah Henderson seharusnya dapet kartu merah? Share pendapat lo di kolom komentar, ya!