Selamat datang di panduan seru ini! Kami akan memandu Anda selangkah demi selangkah dalam proses instalasi Jenkins di VPS Linux kesayangan Anda, khusus untuk kebutuhan CI/CD yang super efisien. Bersama-sama, kita akan menelusuri setiap tahapan penting, mulai dari mempersiapkan sistem Anda hingga melakukan konfigurasi awal Jenkins. Tujuannya? Tentu saja agar Anda memiliki lingkungan yang siap sedia untuk mengotomatisasi seluruh alur kerja pengembangan perangkat lunak Anda, membuat prosesnya jadi lebih mulus dan cepat!
Persiapan Vps Linux Untuk Instalasi Jenkins

Sebelum kita melompat ke inti instalasi Jenkins di VPS Linux, ada satu hal yang sangat penting dan krusial untuk dipastikan: lingkungan server Anda harus benar-benar siap dan dipersiapkan dengan baik. Anggap saja ini seperti membangun fondasi rumah; kita ingin fondasi yang kokoh, stabil, dan aman agar Jenkins bisa beroperasi dengan optimal tanpa hambatan. Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah memastikan sistem operasi VPS Anda sudah dalam kondisi mutakhir alias terbaru. Caranya gampang! Cukup jalankan perintah pembaruan sistem yang sesuai dengan distribusi Linux yang Anda gunakan. Misalnya, jika Anda memakai Debian atau Ubuntu, perintah sudo apt update && sudo apt upgrade
akan membereskan tugas ini. Pembaruan ini tidak hanya memastikan Anda mendapatkan fitur dan perbaikan terbaru, tapi yang tak kalah penting, juga menambal celah keamanan yang mungkin ada. Keamanan server itu nomor satu, bukan?
Selanjutnya, kita perlu menginstal Java Development Kit (JDK) karena Jenkins ini, loh, adalah aplikasi yang dibangun di atas Java. Jadi, tanpa Java, Jenkins tidak bisa jalan! Mengenai versi JDK yang tepat, ini sebenarnya tergantung pada versi Jenkins yang ingin Anda gunakan, tapi sebagai panduan umum, Java 8 atau yang lebih baru sangat direkomendasikan. Untuk menginstalnya, Anda bisa memanfaatkan manajer paket sistem Anda. Misalnya, di sistem Debian atau Ubuntu, Anda bisa pakai perintah sudo apt install openjdk-8-jdk
atau sudo apt install openjdk-11-jdk
. Setelah proses instalasi selesai, jangan lupa untuk memverifikasi apakah JDK sudah terpasang dengan benar. Cukup jalankan perintah java -version
di terminal Anda. Jika muncul informasi versi Java yang terinstal, berarti Anda sudah berhasil menyelesaikan langkah penting ini! Selamat!
Selain itu, ini juga bagian yang tak kalah penting: Anda perlu mengatur firewall VPS Anda agar Jenkins bisa diakses dari luar. Secara default, Jenkins beroperasi di port 8080. Jadi, kuncinya adalah membuka "pintu" untuk lalu lintas masuk melalui port ini di firewall Anda. Nah, cara melakukannya bisa sedikit berbeda tergantung jenis firewall yang Anda gunakan. Tapi jangan khawatir, kami beri contoh! Jika Anda menggunakan ufw
di Ubuntu, Anda bisa dengan mudah mengizinkan lalu lintas pada port 8080 dengan perintah sudo ufw allow 8080
. Setelah itu, pastikan firewall Anda aktif dengan perintah sudo ufw enable
. Penting untuk diingat, jika nanti Anda berencana menggunakan fitur Jenkins yang lebih canggih yang mungkin butuh port tambahan, Anda juga perlu membuka port-port tersebut di firewall Anda, ya!
Sebagai praktik keamanan yang sangat disarankan, ada baiknya Anda membuat pengguna khusus yang akan digunakan untuk menjalankan Jenkins. Kenapa begitu? Karena ini akan membatasi hak akses yang dimiliki Jenkins, sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dampaknya bisa diminimalisir. Anda bisa membuat pengguna baru dengan mudah menggunakan perintah sudo adduser jenkins
. Setelah pengguna baru ini terbentuk, Anda bisa memberikan hak akses yang memang diperlukan saja. Ini bisa dilakukan dengan menambahkan pengguna ke grup yang relevan atau memberikan izin khusus. Dengan cara ini, Anda memastikan Jenkins tidak berjalan dengan hak akses root yang terlalu tinggi, sehingga secara signifikan mengurangi risiko keamanan. Ini adalah langkah kecil yang memberikan dampak besar pada keamanan server Anda!
Terakhir, namun tak kalah penting, sebelum kita benar-benar terjun ke instalasi Jenkins, pastikan Anda memiliki akses SSH yang aman ke VPS Anda. Ini adalah "gerbang" Anda untuk mengelola server dan melakukan semua instalasi dari jarak jauh. Sangat disarankan untuk menggunakan kunci SSH untuk otentikasi ketimbang kata sandi biasa, dan pastikan kata sandi root sudah dinonaktifkan demi keamanan ekstra. Dengan mengikuti semua langkah persiapan ini, Anda akan memiliki lingkungan VPS Linux yang tidak hanya siap, tetapi juga aman dan stabil untuk instalasi Jenkins. Proses instalasi pun dijamin akan berjalan mulus tanpa hambatan!
Instalasi Jenkins Dan Konfigurasi Awal

Jenkins adalah server otomatisasi open-source yang sangat populer, digunakan untuk mengotomatiskan berbagai tugas dalam siklus pengembangan perangkat lunak (SDLC). Mulai dari build, pengujian, hingga deployment, Jenkins membantu tim pengembang bekerja lebih efisien dan konsisten. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang instalasi Jenkins dan konfigurasi awal yang diperlukan untuk memulai perjalanan otomatisasi Anda.
Mengapa Jenkins Penting?
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang instalasi, mari kita sejenak menyelami dan memahami mengapa Jenkins ini begitu penting dan menjadi game-changer dalam dunia pengembangan perangkat lunak modern. Siap untuk tahu rahasianya?
- Otomatisasi Proses: Jenkins mengotomatiskan tugas-tugas repetitif, seperti build kode, menjalankan pengujian, dan melakukan deployment ke server. Ini mengurangi kesalahan manusia dan mempercepat siklus pengembangan.
- Integrasi Berkelanjutan (CI): Jenkins adalah inti dari praktik CI. Dengan Jenkins, perubahan kode dapat diintegrasikan secara teratur, memungkinkan tim untuk mendeteksi dan memperbaiki masalah lebih awal.
- Pengiriman Berkelanjutan (CD): Jenkins juga mendukung CD, memungkinkan tim untuk secara otomatis mengirimkan perubahan kode ke lingkungan produksi setelah melewati serangkaian pengujian.
- Ekstensibilitas: Jenkins memiliki ekosistem plugin yang luas, memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan fungsionalitasnya sesuai kebutuhan spesifik.
- Open-Source dan Gratis: Jenkins adalah perangkat lunak open-source yang gratis untuk digunakan, menjadikannya pilihan yang ekonomis untuk tim pengembang dari berbagai ukuran.
Persiapan Instalasi Jenkins
Oke, siap untuk memulai petualangan instalasi Jenkins? Hebat! Tapi sebelum kita mulai, pastikan Anda sudah memenuhi semua persyaratan berikut ini, ya. Ini penting agar prosesnya berjalan lancar!
- Sistem Operasi: Jenkins dapat diinstal di berbagai sistem operasi, termasuk Windows, macOS, dan Linux. Artikel ini akan fokus pada instalasi di Linux (Ubuntu).
- Java Development Kit (JDK): Jenkins membutuhkan JDK untuk berjalan. Pastikan Anda telah menginstal JDK versi 8 atau yang lebih baru.
- Akses Internet: Diperlukan akses internet untuk mengunduh paket instalasi dan plugin Jenkins.
Langkah-Langkah Instalasi Jenkins di Ubuntu
Baiklah, ini dia momen yang kita tunggu-tunggu! Mari kita mulai langkah-langkah instalasi Jenkins di sistem Ubuntu Anda. Ikuti dengan cermat, ya!
- Update Paket Sistem:
sudo apt updatesudo apt upgrade
- Instal JDK:
sudo apt install openjdk-11-jdk
- Tambahkan Kunci Repositori Jenkins:
wget -q -O - https://pkg.jenkins.io/debian-stable/jenkins.io.key | sudo apt-key add -
- Tambahkan Repositori Jenkins ke Daftar Sumber:
sudo sh -c 'echo deb http://pkg.jenkins.io/debian-stable binary/ > /etc/apt/sources.list.d/jenkins.list'
- Update Paket Sistem Lagi:
sudo apt update
- Instal Jenkins:
sudo apt install jenkins
- Periksa Status Jenkins:
sudo systemctl status jenkins
Jika Jenkins berjalan dengan baik, Anda akan melihat status “active (running)”.
Konfigurasi Awal Jenkins
Nah, setelah proses instalasi Jenkins selesai dengan sukses, sekarang saatnya kita melakukan konfigurasi awal yang penting melalui web browser Anda. Ini bagian yang seru, karena Anda akan mulai melihat Jenkins beraksi!
- Akses Jenkins melalui Browser: Buka browser Anda dan ketikkan
http://
. Ganti:8080
dengan alamat IP server tempat Jenkins diinstal. - Dapatkan Password Administrator Awal: Jenkins akan meminta password administrator awal. Password ini dapat ditemukan di file
/var/lib/jenkins/secrets/initialAdminPassword
. Gunakan perintah berikut untuk melihat password:sudo cat /var/lib/jenkins/secrets/initialAdminPassword
- Masukkan Password dan Lanjutkan: Masukkan password yang didapatkan dan klik “Continue”.
- Pilih Plugin: Anda akan diberikan pilihan untuk menginstal plugin yang direkomendasikan atau memilih plugin secara manual. Untuk pemula, disarankan untuk memilih “Install suggested plugins”.
- Buat Akun Administrator: Setelah plugin terinstal, Anda akan diminta untuk membuat akun administrator baru. Isi informasi yang diperlukan dan klik “Save and Continue”.
- Konfigurasi URL Jenkins: Konfirmasikan URL Jenkins dan klik “Save and Finish”.
- Mulai Menggunakan Jenkins: Anda sekarang siap untuk mulai menggunakan Jenkins. Klik “Start using Jenkins”.
Tabel Ringkasan Instalasi dan Konfigurasi Awal
Tahap | Deskripsi | Perintah/Aksi |
---|---|---|
Persiapan | Memastikan sistem operasi, JDK, dan akses internet tersedia. | – |
Instalasi JDK | Menginstal Java Development Kit. | sudo apt install openjdk-11-jdk |
Tambahkan Repositori Jenkins | Menambahkan kunci dan repositori Jenkins ke sistem. | wget -q -O - https://pkg.jenkins.io/debian-stable/jenkins.io.key | sudo apt-key add - sudo sh -c 'echo deb http://pkg.jenkins.io/debian-stable binary/ > /etc/apt/sources.list.d/jenkins.list' |
Instal Jenkins | Menginstal paket Jenkins. | sudo apt install jenkins |
Periksa Status Jenkins | Memastikan Jenkins berjalan dengan baik. | sudo systemctl status jenkins |
Akses Jenkins melalui Browser | Membuka Jenkins melalui browser. | http:// |
Dapatkan Password Administrator | Mendapatkan password administrator awal. | sudo cat /var/lib/jenkins/secrets/initialAdminPassword |
Konfigurasi Plugin | Memilih dan menginstal plugin. | Pilih “Install suggested plugins” atau pilih manual. |
Buat Akun Administrator | Membuat akun administrator baru. | Isi form yang disediakan. |
Konfigurasi URL Jenkins | Mengkonfirmasi URL Jenkins. | Konfirmasi URL dan klik “Save and Finish”. |
Sehingga ..
Selamat! Instalasi Jenkins dan konfigurasi awalnya adalah langkah fundamental dan sangat penting untuk memulai perjalanan otomatisasi Anda dalam pengembangan perangkat lunak. Dengan panduan yang telah Anda ikuti ini, Anda kini memiliki kemampuan untuk dengan mudah menginstal dan mengkonfigurasi Jenkins di server Ubuntu Anda sendiri. Jenkins akan menjadi asisten digital yang tak ternilai harganya, membantu Anda meningkatkan efisiensi dan kualitas seluruh proses pengembangan Anda. Jangan ragu untuk terus menjelajahi berbagai plugin dan fitur luar biasa yang ditawarkan Jenkins. Semakin banyak Anda bereksplorasi, semakin maksimal potensi otomatisasi yang bisa Anda raih!
Konfigurasi Plugin Jenkins Untuk Ci/Cd

Setelah Jenkins berhasil diinstal pada VPS Linux Anda, langkah selanjutnya yang krusial adalah mengonfigurasi plugin yang diperlukan untuk memfasilitasi alur kerja Continuous Integration dan Continuous Delivery (CI/CD). Plugin ini memperluas fungsionalitas Jenkins, memungkinkannya untuk berinteraksi dengan berbagai sistem kontrol versi, alat pembangunan, dan platform penyebaran. Oleh karena itu, pemilihan dan konfigurasi plugin yang tepat sangat penting untuk membangun pipeline CI/CD yang efisien dan andal.
Baiklah, mari kita mulai! Pertama-tama, Anda perlu mengakses antarmuka web Jenkins melalui browser favorit Anda. Setelah berhasil masuk ke dasbor, arahkan pandangan Anda ke bagian “Manage Jenkins” dan kemudian pilih “Manage Plugins”. Di sinilah "harta karun" plugin Jenkins berada! Anda akan menemukan tab “Available plugins” yang menampilkan daftar panjang plugin yang siap untuk Anda instal. Untuk memulai petualangan CI/CD Anda, ada beberapa plugin yang sangat kami rekomendasikan dan bisa dibilang penting: ada plugin Git, yang memungkinkan Jenkins mengambil kode dari repositori Git Anda; lalu plugin Maven atau Gradle, yang sangat membantu untuk membangun proyek Java Anda; dan tentu saja plugin Docker, yang memungkinkan Jenkins untuk membangun dan mengelola image Docker Anda. Oh, dan jangan lupakan plugin Pipeline! Ini adalah superstar yang memungkinkan Anda mendefinisikan alur kerja CI/CD yang kompleks sebagai kode, sangat direkomendasikan untuk otomatisasi tingkat lanjut.
Proses instalasi plugin ini sangat mudah, kok! Cukup ketik nama plugin yang Anda inginkan di kotak pencarian, lalu centang kotak di sampingnya, dan terakhir klik tombol “Install without restart”. Jenkins akan langsung bekerja, mengunduh dan menginstal plugin yang Anda pilih. Setelah instalasi selesai, ada kemungkinan Anda perlu me-restart Jenkins agar semua perubahan diterapkan dengan sempurna. Tapi jangan khawatir, setelah restart, semua plugin baru yang Anda pasang akan siap digunakan dalam konfigurasi proyek Anda. Mudah, kan?
Nah, setelah plugin-plugin penting terinstal, langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasinya agar sesuai dengan kebutuhan spesifik proyek Anda. Misalnya, untuk plugin Git, Anda perlu mengatur kredensial agar Jenkins bisa mengakses repositori Git Anda. Caranya? Anda bisa melakukannya di bagian “Manage Jenkins” lalu pilih “Manage Credentials”. Di sini, Anda bisa menambahkan kredensial baru, seperti nama pengguna dan kata sandi atau bahkan kunci SSH, yang akan Jenkins gunakan untuk berinteraksi dengan repositori Git Anda. Begitu juga dengan plugin Docker, Anda mungkin perlu mengkonfigurasi koneksi ke Docker daemon Anda agar Jenkins bisa "berbicara" dengan Docker. Setiap plugin mungkin punya sedikit perbedaan konfigurasi, tapi intinya adalah membuat mereka siap bekerja untuk Anda!
Selain itu, ada satu plugin lagi yang membutuhkan perhatian khusus: plugin Pipeline. Ini adalah jantung dari otomatisasi CI/CD modern di Jenkins! Anda perlu membuat sebuah file bernama Jenkinsfile
di dalam repositori proyek Anda. File inilah yang akan menjadi "naskah" yang mendefinisikan seluruh alur kerja CI/CD Anda. Di dalam Jenkinsfile
ini, Anda akan menulis serangkaian tahapan atau langkah yang akan Jenkins jalankan secara berurutan, seperti mengambil kode terbaru, membangun proyek Anda, menjalankan semua pengujian, hingga akhirnya menyebarkan aplikasi Anda ke lingkungan produksi. Dengan demikian, plugin Pipeline ini benar-benar memungkinkan Anda untuk mengotomatiskan seluruh proses CI/CD Anda, dari setiap perubahan kecil pada kode hingga aplikasi Anda siap digunakan oleh pengguna! Keren, kan?
Terakhir, tapi tak kalah penting, adalah kebiasaan baik untuk secara berkala memeriksa pembaruan plugin Anda. Plugin yang sudah usang atau ketinggalan zaman bisa menjadi sumber masalah keamanan atau ketidakcocokan yang tidak diinginkan. Jadi, pastikan untuk rutin mengunjungi bagian “Manage Plugins” dan instal pembaruan apa pun yang tersedia. Dengan mengelola plugin Jenkins Anda dengan benar dan selalu up-to-date, Anda bisa memastikan bahwa pipeline CI/CD Anda akan berjalan dengan lancar, efisien, dan aman. Singkatnya, konfigurasi plugin yang tepat adalah langkah yang sangat vital dalam membangun sistem CI/CD yang kuat dan dapat diandalkan menggunakan Jenkins!
Membuat Pipeline Ci/Cd Sederhana Dengan Jenkins
Setelah Jenkins berhasil diinstal dan dikonfigurasi pada VPS Linux Anda, langkah selanjutnya adalah memanfaatkan kekuatannya untuk mengotomatiskan alur kerja pengembangan perangkat lunak Anda. Untuk tujuan ini, kita akan membuat pipeline CI/CD sederhana, yang akan berfungsi sebagai dasar untuk implementasi yang lebih kompleks di masa mendatang. Pertama, kita perlu memahami konsep dasar dari pipeline CI/CD. Pada dasarnya, pipeline ini adalah serangkaian langkah otomatis yang dijalankan setiap kali perubahan kode didorong ke repositori kontrol versi Anda. Langkah-langkah ini biasanya mencakup kompilasi kode, menjalankan pengujian, dan akhirnya menyebarkan aplikasi ke lingkungan target.
Untuk memulai, ayo kita masuk ke antarmuka web Jenkins Anda. Begitu Anda berada di dasbor, carilah dan klik “Item Baru” untuk membuat proyek baru yang akan menjadi pipeline CI/CD Anda. Beri nama yang deskriptif dan mudah diingat untuk proyek Anda, seperti “Aplikasi Web Sederhana,” lalu pilih “Pipeline” sebagai jenis proyeknya. Setelah itu, klik “OK” untuk melanjutkan. Nah, sekarang Anda akan dibawa ke halaman konfigurasi pipeline. Di sinilah Anda akan "mengajarkan" Jenkins bagaimana pipeline Anda harus berjalan. Di bagian “Definisi,” pilih “Pipeline script” dari menu drop-down. Opsi ini memungkinkan Anda untuk mendefinisikan pipeline Anda menggunakan sintaks Groovy, sebuah bahasa skrip yang sangat kuat dan terintegrasi erat dengan Jenkins. Ini akan jadi fondasi otomatisasi Anda!
Selanjutnya, mari kita mulai menulis skrip pipeline dasar kita. Skrip ini akan terdiri dari beberapa tahapan (stage
), di mana setiap tahapan mewakili langkah yang berbeda dalam proses CI/CD kita. Sebagai contoh, kita bisa memulai dengan tahap bernama “Checkout,” yang tugasnya adalah mengambil kode terbaru dari repositori Git Anda. Untuk ini, Anda perlu menentukan URL repositori dan kredensial yang diperlukan agar Jenkins bisa mengaksesnya. Setelah kode berhasil diambil, kita bisa menambahkan tahap “Build,” yang akan mengkompilasi kode Anda menjadi aplikasi yang siap dijalankan. Perintah yang tepat untuk tahap ini akan sangat bergantung pada bahasa pemrograman dan alat build yang Anda gunakan. Misalnya, jika Anda menggunakan Java dengan Maven, Anda bisa menggunakan perintah mvn clean install
untuk membangun proyek Anda. Mudah, kan?
Setelah tahap build selesai dengan sukses, kita bisa menambahkan tahap “Test,” yang akan menjalankan semua pengujian unit dan integrasi yang Anda miliki. Sekali lagi, perintah yang tepat akan bergantung pada framework pengujian Anda. Misalnya, jika Anda menggunakan JUnit untuk pengujian Java, Anda bisa menggunakan perintah mvn test
. Jika semua pengujian berhasil, pipeline akan dengan bangga melanjutkan ke tahap berikutnya! Akhirnya, kita bisa menambahkan tahap “Deploy,” yang tugasnya adalah menyebarkan aplikasi Anda ke lingkungan target. Ini bisa berarti server web, platform cloud, atau lingkungan lain yang Anda pilih. Tentu saja, proses penyebaran ini akan bervariasi tergantung pada lingkungan target Anda, jadi sesuaikan saja dengan kebutuhan Anda.
Setelah Anda selesai menentukan semua tahapan yang diperlukan untuk pipeline Anda, jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi pipeline Anda. Sekarang, Anda bisa memicu pipeline secara manual dengan mudah, cukup dengan mengklik tombol “Build Now” di antarmuka Jenkins. Jenkins akan menjalankan setiap tahapan secara berurutan, dan Anda bisa memantau perkembangannya secara real-time di konsol build. Jika ada tahapan yang gagal, pipeline akan berhenti, dan Anda bisa memeriksa log untuk mengidentifikasi masalahnya. Tapi tidak hanya itu, Anda juga bisa mengkonfigurasi Jenkins untuk memicu pipeline secara otomatis setiap kali ada perubahan kode yang didorong ke repositori Anda! Ini bisa dilakukan dengan mengatur webhook di repositori Anda, menjadikan proses otomatisasi Anda semakin canggih!
Selamat! Dengan pipeline CI/CD sederhana ini, Anda telah berhasil mengotomatiskan seluruh proses build, pengujian, dan penyebaran aplikasi Anda. Ini hanyalah permulaan dari semua potensi luar biasa yang bisa Anda capai dengan Jenkins! Seiring dengan bertambahnya pengalaman Anda, Anda bisa menambahkan tahapan yang lebih kompleks, mengintegrasikan berbagai alat lain yang Anda gunakan, dan menyesuaikan pipeline Anda untuk memenuhi kebutuhan spesifik proyek Anda. Dengan demikian, Jenkins akan benar-benar menjadi alat yang sangat berharga dan tak tergantikan untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan alur kerja pengembangan perangkat lunak Anda. Teruslah berkreasi dan berinovasi!
Kesimpulan
Baiklah, untuk memulai proses instalasi Jenkins yang mulus di VPS Linux Anda, langkah pertama yang paling penting adalah memastikan sistem operasi Anda sudah fresh dan diperbarui. Caranya mudah! Anda bisa melakukannya dengan menjalankan perintah sudo apt update
yang diikuti dengan sudo apt upgrade
jika Anda menggunakan sistem berbasis Debian atau Ubuntu. Langkah ini sangat krusial karena memastikan Anda memiliki semua versi terbaru dari paket perangkat lunak yang dibutuhkan, yang pada gilirannya akan membantu mencegah potensi konflik atau masalah kompatibilitas selama instalasi. Setelah pembaruan ini selesai, barulah kita bisa melanjutkan ke langkah berikutnya, yaitu menginstal Java Development Kit (JDK), karena Jenkins ini kan, aplikasi berbasis Java!
Selanjutnya, proses instalasi JDK bisa dilakukan dengan sangat mudah, cukup jalankan perintah sudo apt install openjdk-11-jdk
. Perintah ini akan mengunduh dan memasang JDK versi 11, yang merupakan versi yang sangat cocok dan kompatibel dengan Jenkins. Setelah instalasi JDK selesai, jangan lupa untuk memverifikasinya. Anda bisa menjalankan perintah java -version
. Jika muncul detail versi Java yang terinstal di layar Anda, itu berarti JDK sudah berhasil terpasang dengan sempurna! Nah, dengan JDK yang sudah siap ini, Anda sekarang bisa melangkah maju untuk menginstal Jenkins itu sendiri. Mari kita lanjutkan!
Untuk bisa menginstal Jenkins, kita perlu memberitahu sistem Anda di mana Jenkins bisa ditemukan. Caranya adalah dengan menambahkan kunci repositori Jenkins ke sistem Anda. Ini bisa dilakukan dengan menjalankan perintah wget -q -O – https://pkg.jenkins.io/debian/jenkins.io.key | sudo apt-key add -
. Setelah kunci ini ditambahkan, langkah selanjutnya adalah menambahkan entri repositori Jenkins ke daftar sumber paket Anda. Gunakan perintah sudo sh -c ‘echo deb http://pkg.jenkins.io/debian-stable binary/ > /etc/apt/sources.list.d/jenkins.list’
. Setelah repositori ditambahkan, Anda perlu memperbarui daftar paket Anda sekali lagi agar sistem tahu tentang repositori baru ini. Cukup jalankan perintah sudo apt update
. Sekarang, sistem Anda sudah tahu di mana harus mencari Jenkins!
Setelah daftar paket Anda diperbarui dan sistem sudah "mengenal" repositori Jenkins, kini saatnya untuk menginstal Jenkins! Cukup jalankan perintah sudo apt install jenkins
. Perintah ini akan mengunduh dan memasang Jenkins beserta semua dependensinya yang dibutuhkan. Setelah instalasi selesai, layanan Jenkins biasanya akan langsung dimulai secara otomatis. Tapi, untuk memastikan semuanya berjalan lancar, Anda bisa memverifikasi status layanan dengan menjalankan perintah sudo systemctl status jenkins
. Jika layanan berjalan dengan benar, Anda akan melihat pesan yang menunjukkan bahwa layanan tersebut "aktif dan berjalan" (active (running)
). Selamat, Jenkins Anda sudah online!
Setelah Jenkins terinstal dan berjalan dengan baik, langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi awal yang penting. Untuk melakukannya, Anda perlu mengakses antarmuka web Jenkins. Secara default, Jenkins beroperasi di port 8080. Jadi, Anda bisa mengakses antarmuka webnya dengan membuka browser Anda dan mengetik http://<IP_VPS_Anda>:8080
. Pada halaman pertama yang muncul, Anda akan diminta untuk memasukkan kata sandi administrator awal. Jangan khawatir, kata sandi ini biasanya bisa Anda temukan di file yang lokasinya akan ditunjukkan di halaman web itu sendiri. Setelah Anda memasukkan kata sandi tersebut, Anda akan langsung diarahkan ke halaman konfigurasi awal Jenkins.
Pada halaman konfigurasi awal ini, Anda akan diberikan dua pilihan menarik: menginstal plugin yang disarankan oleh Jenkins, atau memilih plugin mana saja yang ingin Anda instal secara manual. Untuk Anda yang baru memulai, sangat disarankan untuk memilih opsi "instal plugin yang disarankan" karena ini akan menyiapkan lingkungan dasar yang sangat berguna untuk CI/CD. Setelah plugin-plugin ini terinstal, Anda akan diminta untuk membuat pengguna administrator pertama Anda. Ini penting untuk keamanan dan pengelolaan Jenkins ke depannya. Setelah pengguna administrator berhasil dibuat, voila! Anda akan diarahkan langsung ke dasbor Jenkins. Dari sinilah, Anda bisa mulai mengkonfigurasi Jenkins sesuai dengan kebutuhan spesifik CI/CD Anda. Dengan demikian, instalasi dan konfigurasi awal Jenkins Anda telah selesai sepenuhnya, dan Anda siap untuk mulai menggunakan Jenkins untuk mengotomatiskan alur kerja pengembangan perangkat lunak Anda! Selamat berotomatisasi!
Singkatnya, panduan instalasi Jenkins pada VPS Linux untuk tujuan CI/CD ini mencakup serangkaian langkah penting yang mudah diikuti: mulai dari instalasi Java, kemudian instalasi Jenkins itu sendiri, dilanjutkan dengan konfigurasi awal Jenkins, pemasangan plugin-plugin esensial, hingga pengaturan job CI/CD dan pengujian. Seluruh proses ini dirancang untuk memungkinkan Anda mengotomatiskan build, pengujian, dan penyebaran aplikasi Anda, menjadikan alur kerja pengembangan Anda jauh lebih efisien dan menyenangkan!